Meningkat Pesat, Bisnis Minuman Co Choc Andalkan Produk Unik
A
A
A
KEMITRAAN bisnis wara laba gerai minuman segar Co Choc meningkat pesat. Belum genap dua tahun, Co Choc sudah memiliki 52 outlet di sejumlah kota di Indonesia. Peningkatan pesat itu terjadi karena pola bisnis franchise yang diterapkan sederhana dan terjangkau dengan profit menarik.
“Mengapa bisnis kami begitu cepat berkembang? Karena kami memiliki produk unik, harga kompetitif, dan kemitraan yang sederhana dengan investasi ringan,” ujar Michael Marvy Jonathan, salah satu petinggi grup Mitra Boga Ventura (MBV), pemilik brand Co Choc, di sela-sela pameran International Franchise, License, and Business Concept Expo and Conference (IFRA) di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, baru-baru ini.
Dalam pameran waralaba yang digelar pada 5-7 Juli itu, selain Co Cho, MBV juga menghadirkan Bakso Kemon. Marvy menjelaskan, Co Choc berasal dari Bandung dan didirikan pada 28 Maret 2018. Saat ini Co Choc sudah memiliki 22 outlet yang beroperasi di Bandung, Cimahi, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Medan, Padang, Makassar, Surabaya, dan Yogyakarta.
Dalam tiga bulan ke depan, ada 30 outlet Co Choc terbaru yang akan dibuka di Bandung (7 outlet), Jabodetabek (12 outlet), Medan (4 outlet), Yogyakarta (1 outlet), Surabaya (3 outlet), dan Padang (3 outlet). Dia menjelaskan, produk unggulan Co Choc adalah variasi minuman cokelat dengan bahan dasar ganache (teknik memasak cokelat dari Prancis).
Adapun bahan baku co kelat berasal dari Jawa, Sumatera, dan Sulawesi sehingga Co Choc menghadirkan kekayaan cita rasa cokelat Indonesia. “Kami bekerja sama dengan petani cokelat dari berbagai daerah di Indonesia untuk mendapatkan biji kakao terbaik guna menciptakan racikan minuman cokelat yang menggugah selera,” tutur Marvy.
Produk minuman yang unik itu dijual dengan harga kompetitif, yakni harga termurah Rp15.000-Rp19.000. Gerai Co Choc menghadirkan 10 varian, yakni signature dark chocolate, classic chocolate, choco strawberry, choco army, matcha, red velvet, west java, sumatera, thai tea , dan thai tea chocolate.
Saat ini varian yang paling digandrungi pembeli yakni signature dark chocolate yang dijual seharga Rp15.000 per gelas. Animo mitra untuk bekerja sama dengan BMV guna membuka waralaba gerai Co Choc sangat tinggi karena kemitraan yang sederhana dan terjangkau.
Dia mencontohkan, cukup dengan investasi awal Rp95 juta, mitra bisa langsung membuka usaha dengan estimasi net profit Rp13,5 juta per bulan. Dengan proyeksi penjualan rata-rata 100 gelar per hari seharga Rp18.000 per gelas, berarti pendapatan sebesar Rp1,8 juta per hari atau sekitar Rp54 juta per bulan.
Estimasi net profit sebesar 25% (setelah pemotongan biaya royalti 5%), mitra memperoleh Rp13,5 juta. Marvy melanjutkan, untuk investasi awal, para mitra cukup membayar biaya kemitraan sebesar Rp50 juta untuk tiga tahun, pembelian peralatan dan bahan baku awal Rp15 juta, dan pembuatan booth sebesar Rp30 juta, sehingga totalnya Rp95 juta.
“Mengapa bisnis kami begitu cepat berkembang? Karena kami memiliki produk unik, harga kompetitif, dan kemitraan yang sederhana dengan investasi ringan,” ujar Michael Marvy Jonathan, salah satu petinggi grup Mitra Boga Ventura (MBV), pemilik brand Co Choc, di sela-sela pameran International Franchise, License, and Business Concept Expo and Conference (IFRA) di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, baru-baru ini.
Dalam pameran waralaba yang digelar pada 5-7 Juli itu, selain Co Cho, MBV juga menghadirkan Bakso Kemon. Marvy menjelaskan, Co Choc berasal dari Bandung dan didirikan pada 28 Maret 2018. Saat ini Co Choc sudah memiliki 22 outlet yang beroperasi di Bandung, Cimahi, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Medan, Padang, Makassar, Surabaya, dan Yogyakarta.
Dalam tiga bulan ke depan, ada 30 outlet Co Choc terbaru yang akan dibuka di Bandung (7 outlet), Jabodetabek (12 outlet), Medan (4 outlet), Yogyakarta (1 outlet), Surabaya (3 outlet), dan Padang (3 outlet). Dia menjelaskan, produk unggulan Co Choc adalah variasi minuman cokelat dengan bahan dasar ganache (teknik memasak cokelat dari Prancis).
Adapun bahan baku co kelat berasal dari Jawa, Sumatera, dan Sulawesi sehingga Co Choc menghadirkan kekayaan cita rasa cokelat Indonesia. “Kami bekerja sama dengan petani cokelat dari berbagai daerah di Indonesia untuk mendapatkan biji kakao terbaik guna menciptakan racikan minuman cokelat yang menggugah selera,” tutur Marvy.
Produk minuman yang unik itu dijual dengan harga kompetitif, yakni harga termurah Rp15.000-Rp19.000. Gerai Co Choc menghadirkan 10 varian, yakni signature dark chocolate, classic chocolate, choco strawberry, choco army, matcha, red velvet, west java, sumatera, thai tea , dan thai tea chocolate.
Saat ini varian yang paling digandrungi pembeli yakni signature dark chocolate yang dijual seharga Rp15.000 per gelas. Animo mitra untuk bekerja sama dengan BMV guna membuka waralaba gerai Co Choc sangat tinggi karena kemitraan yang sederhana dan terjangkau.
Dia mencontohkan, cukup dengan investasi awal Rp95 juta, mitra bisa langsung membuka usaha dengan estimasi net profit Rp13,5 juta per bulan. Dengan proyeksi penjualan rata-rata 100 gelar per hari seharga Rp18.000 per gelas, berarti pendapatan sebesar Rp1,8 juta per hari atau sekitar Rp54 juta per bulan.
Estimasi net profit sebesar 25% (setelah pemotongan biaya royalti 5%), mitra memperoleh Rp13,5 juta. Marvy melanjutkan, untuk investasi awal, para mitra cukup membayar biaya kemitraan sebesar Rp50 juta untuk tiga tahun, pembelian peralatan dan bahan baku awal Rp15 juta, dan pembuatan booth sebesar Rp30 juta, sehingga totalnya Rp95 juta.
(don)